Perjuangan Si Unyil dari Masa ke Masa


Tekanan perubahan jaman membuat kisah tentang Si Unyil harus jatuh bangun, untuk terus bertahan memberikan hiburan yang edukatif di masyarakat.


TERCIPTA untuk memberi sajian hiburan pada anak-anak di era 80 an, Si Unyil juga harus mengalami dinamika seiring perkembangan jaman dan perubahan pola pikir masyarakat. Karena itulah, meski sempat bertahan di layar TVRI hingga 12 tahun dari 5 April 1981 hingga 1993, siaran Si Unyil terpaksa harus dihentikan karena konon sudah tidak terlalu diminati oleh anak-anak di jaman itu.
Munculnya stasiun-stasiun TV swasta seperti RCTI pada 1987 serta SCTV pada 1990, dengan sajian hiburan yang lebih beragam. Membuat masyarakat termasuk anak-anak terutama yang ada di kota-kota besar mulai berpaling dari Si Unyil. Karena itulah TVRI pun memutuskan untuk menghentikan tayangan acara ini.
Meski harus tidur lama setelah berhenti tayang di TVRI, Si Unyil tidak benar-benar mati. Serangkaian upaya dilakukan oleh beberapa stasiun TV swasta untuk menghidupkan kembali karakter Si Unyil. Mulai dari penayangan ulang, hingga dikreasi dalam bentuk lain yang lebih menarik. Berikut adalah upaya menghidupkan lagi Si Unyil setelah tidak lagi ditayangkan TVRI.

Salah satu adegan dalam film Cerita Boneka Si Unyil

Dihidupkan Lagi
Sepuluh tahun setelah berhenti tayang di TVRI, stasiun TV swasta RCTI mencoba mengambil alih hak siar acara ini. Dengan konsep cerita yang sama seperti yang ditayangkan TVRI, pihak RCTI berharap bisa membangkitkan memori dari para penonton akan kisah-kisah Si Unyil. Namun sayangnya stasiun TV ini hanya menayangkan tidak lebih dari setahun. Yakni dari 21 April 2002 sampai awal 2003.
Sempat berhenti sejenak usai dihentikan RCTI, kisah Si Unyil berpindah ke stasiun TV swasta lain yaitu TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) yang memang banyak menyajikan konten-konten bertema pendidikan serta kebudayaan. Di sini Si Unyil pun tak bertahan lama. Sebab TPI hanya menayangkan dari pertengahan 2003 hingga akhir tahun yang sama.

Kreasi Baru
Empat tahun berselang setelah TPI menghentikan siaran Si Unyil, stasiun TV Trans7 mencoba untuk menghidupkannya lagi, namun dnegan konsep yang berbeda. Melalui sebuah acara yang diberi nama Laptop Si Unyil serta Buku Harian Si Unyil, stasiun TV ini menyajikan cerita boneka Si Unyil dan kawan-kawan sebagai rangkaian dari acara yang berisi tentang informasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Di mana Si Unyil dan kawan-kawan dilibatkan secara interaktif yang akan bertutur dan bercerita kepada pemirsa, mengenai apa yang sedang dibahas setiap episodenya..
Laptop Si Unyil sendiri tayang untuk pertama kali pada tanggal 19 Maret 2007, setiap hari Senin sampai Jumat siang. Sedangkan Buku Harian Si Unyil ditayangkan setiap hari Sabtu dan Minggu. Meski sama-sama menampilkan sosok Si Unyl dan kawan-kawan, ada perbedaan karakter dari kedua acara tersebut. Di mana tayangan Laptop Si Unyil lebih menggali mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi serta membahas juga mengenai permainan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Sedangkan untuk Buku Harian Si Unyil lebih mengajak anak-anak untuk berwisata serta mengenal permainan yang menjadi ciri khas suatu daerah tertentu, atau yang bersifat menghibur tapi tetap mendidik.

Si Unyil versi 3 Dimensi

Versi 3 Dimensi
Cukup sukses dengan kreasi tokoh Si Unyil dalam acara Laptop Si Unyil serta Buku Harian Si Unyil, PFN mencoba melakukan sebuah inovasi besar pada tokoh yang satu ini. Di mana mereka mencoba membuat Si Unyil dalam versi 3 dimensi yang dirilis dalam sebuah cerita bertajuk Petualangan Si Unyil.
Tetap dibuat dalam bentuk serial, film animasi ini awalnya ditayangkan perdana secara terbatas di saluran Usee Prime di televisi berbayar UseeTV pada 30 Maret hingga 1 April 2017. Namun pada tahun 2018 stasiun televisi Trans7 mulai menayangkan serial animasi ini secara penuh sejak 14 Mei 2018.
Meski baru bisa tayang pada tahun 2017, namun wacana produksi Si Unyil versi 3 dimensi ini sebenarnya sudah digagas cukup lama, tepatnya sejak tahun 2013. Lalu pengerjaan proyek ini baru dilakukan pada 2015, dan pada Februari 2016 dilakukan penandatanganan kerjasama dengan PT Telkom, sebagai penyandang dana.  Di mana saat itu pihak Telkom memberi dana sekitar 500–600 juta rupiah dalam memproduksi setiap episode animasi ini.
Meski secara garis besar tidak ada perubahan mendasar terhadap karakter dan cerita dari Si Unyil dan kawan-kawan. Namun dalam versi 3 dimensi ini ada penambahan dua karakter baru yaitu Magdalena yang digambarkan sebagai sosok perempuan tomboi dari Indonesia Timur. Serta ada juga Peter Van Degung yang merupakan seorang peneliti yang berwawasan dan menjadi tempat bertanya bagi anak-anak di desa tempat tinggal Si Unyil.
Hanya saja dalam versi animasi ini, tokoh Pak Raden harus dibatasi kemunculannya. Sebab pihak PFN kesulitan untuk mendapatkan duber yang memiliki suara mirip Suyadi (Pak Raden), seiring kepergian dirinya menghadap Sang Pencipta pada 30 Oktober 2015.
Dibuat dalam 13 episode dengan durasi 22 menit, pihak PFN mengklaim bahwa cerita Si Unyil versi baru ini akan menjadi tontonan berkualitas yang emiliki daya tarik tersendiri bagi anak-anak di era milenial.  Terlebih masih banyak tayangan dari luar negeri yang tidak mengedukasi anak-anak terkait ajaran tingkah laku dan budi pekerti yang baik. /Rad

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel