Nikmatnya Ayam Goreng Kartini. Sajian Ayam Goreng Khas Solo di Masa Lalu



Dengan ramuan bumbu khas, ayam goreng Kartini menyajikan sensasi rasa ayam goreng khas Solo di masa lalu


WARTAJOGLO, Solo - Sensasi lembut dengan aroma rempah yang khas langsung terasa, saat menyantap ayam goreng, yang disajikan di rumah makan Ayam Goreng Kartini. Mengusung konsep tradisional dengan bentuk arsitektur bangunan joglo kuno, seolah menguatkan tagline 'Selera Priyayi Tempo Dulu', yang diusung rumah makan ini. 

Bono Purbo, pengelola rumah makan yang berada di Jalan Bhayangkara itu menyebut, bahwa Ayam Goreng Kartini sengaja dihadirkan untuk memenuhi keinginan masyarakat akan sensasi rasa ayam goreng khas Solo. Yang memang saat ini sudah jarang ada.

"Di sini kami sengaja menyajikan ayam goreng khas Solo yang rasanya khas. Karena memang ayam ini diolah secara khusus dengan campuran bumbu rempah tertentu, serta air kelapa. Selain itu kami menggunakan ayam kampung super. Sehingga menghasilkan sensasi daging yang lembut dan bumbu yang lebih terasa," jelasnya saat ditemui Wartajoglo di restoran yang dikelolanya pada Senin (3/2) siang.

Suasana tempo dulu di ayam goreng Kartini

Penggunaan air kelapa memang menjadi pembeda dengan ayam goreng yang lain. Kandungan zat tertentu dalam air kelapa, memang membuat daging ayam terasa lebih nikmat. Apalagi dalam penyajiannya dipadu dengan sambal khas serta lalapan dan trancam. Sehingga siapapun yang menyantapnya, akan merasa seolah dibawa ke suasana masa lampau. Yang tentunya bisa menambah selera makan.

Buka sejak 25 Januari 2020 lalu, Ayam Goreng Kartini memang terbilang pemain baru. Namun demikian, induk usaha rumah makan ini bukanlah nama baru di Kota Solo. Yaitu Dapur Solo, yang selama ini dikenal dengan sajian masakan tradisionalnya. 


Nama Kartini sendiri digunakan karena terinspirasi sosok nama pahlawan emansipasi wanita itu. Di mana ruh karyanya 'Habis Gelap Terbitlah Terang', diharapkan bisa memberi energi tersendiri pada perkembangan rumah makan ini. Yang ke depannya bisa menjadi semakin besar. 

"Kartini adalah seorang priyayi yang memperjuangkan kesetaraan. Artinya dari semangat ini kami ingin menyajikan hidangan-hidangan khas para priyayi, tapi bisa dinikmati oleh semua kalangan. Karena itu kami mematok harga yang ramah di kantong," sambung pria berdarah Madura ini.

Selain ayam goreng, rumah makan ini juga menyajikan menu sup ikan patin, yang juga merupakan hidangan khas kaum priyayi tempo dulu. Lalu ada gurami asam manis, udang goreng tepung dan beberapa hidangan lain. Yang kesemuanya diramu dengan bumbu khusus warisan kalangan priyayi di masa lalu. //bang


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel