Dengan Etika Timur, Madam Astrid Siap Bawa Kota Solo Go International

 

(foto: ist

Mendeklarasikan diri sebagai penantang Gibran di pilkada Surakarta, Madam Astrid ingin menjadikan Kota Solo sebagai pusat peradaban dunia 

WARTAJOGLO, Solo - Dinamika politik jelang pemilihan walikota Surakarta 9 Desember mendatang, masih terus menggeliat. Sebab, meski diprediksi akan maju sebagai calon tunggal, namun bukan berarti pasangna Gibran Rakabuming Raka - Teguh Pramosa (Gi Guh) tidak punya calon penantang. 

Selain pasangan Bajo yang masih berkutat dengan persoalan verifikasi dokumen pencalonan, dari jalur independen. Sejumlah nama sempat bermunculan. Dan nama terakhir yang cukup mencengangkan adalah munculnya sosok Astrid Sulastri Suntani. Seorang tokoh perempuan yang selama ini aktif dalam Organisasi Perdamaian Dunia (World Peace Comitte). 

Di kalangan organisasi internasional, Astrid akrab disapa Madam Astrid. Perempuan berdarah Jawa ini menilai bahwa Kota Solo merupakan tempat peradaban tertua di Indonesia dan bahkan dunia. Karena itu dirinya terpanggil untuk ikut mempertahankan peradaban itu, dengan maju menjadi calon walikota. 

“Sampai hari ini nilai-nilai peradaban tersebut seperti kesantunan dan saling menghargai masih tetap terjaga dan terpelihara. Karena itu saya ingin menjaga hal tersebut dan memberikan nilai tambah tata nilai di Solo tidak hanya terjaga dan terpelihara, tapi bisa berkembang menjadi acuan tata nilai umat manusia tidak hanya di Indonesia tapi juga di dunia," tuturnya seperti dikutip dari krjogja.com.

Untuk itu, Astrid telah mencoba melakukan komunikasi setidaknya dengan dua DPP partai politik, yakni Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar.

"Sebetulnya langkah saya ingin maju di Pilkada Solo ini, lebih pada upaya menjaga martabat dari Presiden kita, Bapak Joko Widodo. Sebab sepertinya Mas Gibran tidak punya lawan, dan hal itu berimbas pada munculnya pandangan miring yang mengarah ke Pak Jokowi, sebagai orangtua Mas Gibran. Saya ingin menjadikan semua warga Solo dan umat manusia hidup saling menghormati, menghargai. Tak ada saling fitnah dan membully, " sambungnya. 

Pengalaman berorganisasi yang begitu banyak, memang membuat Astrid mantap untuk melangkah menjadi penantang Gibran. Beragam organisasi pernah diikutinya dan bahkan masih aktif hingga sekarang. 

Selain di organisasi perdamaian dunia (WPC), Astrid juga ditunjuk sebagai wakil Asosiasi Pedagang Kali Lima (APKLI) DPW Jateng. Dia juga bergerak Aktif sebagai Kepala Divisi Rehabilitasi untuk Lembaga Anti Narkoba DPC LAN Kota Semarang.

Dan saat maju dalma bursa pencalonan walikota Surakarta, Astrid mengusung tema besar mewujudkan kota Solo sebagai Pusat Etika Timur untuk Dunia International. Dia ingin membawa Kota Solo 'go International', menjadikan warga Solo sebagai pelopor kelahiran Peradaban Baru Satu Keluarga Bumi, yang ramah, santun, beradab dan beretika.

“Karena Kota Solo adalah Pusat Budaya Jawa maka saya fokus menjadikan kota Solo sebagai Pusat Etika Timur, untuk dunia internasional. Bagi semua umat manusia di seluruh penjuru dunia, jika mau tahu dan belajar Etika Timur, datanglah ke Kota Solo. Dari sini warga dunia pasti berbondong bondong datang ke Kota Solo untuk belajar Etika. Solo menjadi destinasi dunia, sehingga warga Solo dapat devisa besar, dapat penghasilan besar dari seluruh penjuru dunia," paparnya.

Madame Astrid sendiri adalah istri dari Presiden the World Peace Committee 202 Negara, HE Mr Djuyoto Suntani. Yang mengaku memiliki jaringan sosial politik baik di tingkat lokal Solo, regional Jawa Tengah, nasional hingga tingkat internasional. 

“Jadi kami siap bila disandingkan atau ditandingkan dengan putra presiden RI, Gibran. Sementara untuk wakil, kami masih terus mempertimbangkan siapa yang cocok. Dan sekarang sudah ada lima calon dari berbagia latar belakang,” pungkasnya.//bang

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel