Inilah Tempat yang Mengantar Gajah Mada Meraih Sukses Menjadi Mahapatih Majapahit
Sebuah petunjuk gaib diperoleh Gajah Mada saat melakukan tapa semedi di tempat ini. Yang membuatnya dengan mudah menjalankan tugas, menumpas pemberontakan Sadeng. Hingga kemudian dianugerahi pangkat sebagai mahapatih di Majapahit.
KEBESARAN kerajaan Majapahit tentu tak bisa dilepaskan dari peran sang mahapatih Gajah Mada, yang selalu sigap dalam mengemban tugas-tugas negara. Hingga dari waktu ke waktu, luas wilayah kerajaan ini hampir mencakup seluruh wilayah nusantara.
Kecakapan Gajah Mada sebagai seorang patih memang tidak perlu diragukan. Serangkaian strategi perang yang disusun saat akan melawat ke kerajaan lain, nyaris tak pernah mampu dikalahkan. Sehingga pasukan Gajah Mada dengan mudah melakukan penaklukan demi penaklukan. Termasuk salah satunya Kerajaan Sadeng.
Dalam kitab Negarakertagama dituliskan bahwa dalam perjalanannya, Majapahit sempat didera oleh berbagai pemberontakan, salah satunya Sadeng. Karena itulah, Gajah Mada yang saat itu masih menjadi panglima pasukan Majapahit diperintahkan oleh Ratu Tribuana Tunggadewi untuk memadamkannya.
Letak wilayah Kerajaan Sadeng sendiri sebenarnya masih jadi perdebatan di kalangan para sejarahwan. Ada yang menyebut bahwa kerajaan ini berada di wilayah Jember, Jawa Timur. Tapi ada pula yang menyebut berada di wilayah Bogor, Jawa Barat.
Dari sekian banyak pandangan yang ada, justru dugaan bahwa Sadeng berada di wilayah Kebumen, Jawa Tengah, jauh lebih kuat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya temuan situs bersejarah di wilayah yang sekarang bernama Sadang. Yang tentu menunjukkan kalau wilayah ini dulunya bukanlah sebuah wilayah biasa. Danbila hal ini benar, berarti tidak salah bila kemudian Patih Gajah Mada bisa sampai di tempat ini.
Hanya saja, meski cuma kerajaan kecil, Sadeng ternyata sempat merepotkan Gajah Mada dan pasukannya. Sampai akhirnya Gajah Mada pun memutuskan untuk melakukan meditasi untuk mendapat petunjuk. Di mana intuisinya mengarahkannya pada sebuah gundukan tanah rumah rayap, yang masuk wilayah Panjer, Kebumen.
Dari sinilah petunjuk itu didapat, hingga Gajah Mada bisa menyusun formula strategi yang tepat untuk mengalahkan Sadeng. Dan ternyata benar, dalam waktu singkat perlawanan Sadeng bisa dihentikan, dan kerajaan itupun kembali tunduk pada Majapahit.
Sepulang kembali ke Majapahit, Gajah Mada disambut dengan sukacita sebagai pahlawan. Karena begitu bahagianya, Ratu Tribuana pun memberikan hadiah yang luar biasa besar, yaitu gelar sebagai Mahapatih. Ini setelah mahapatih sebelumnya yang diemban Arya Tadah dicabut karena sang patih sudah berusia lanjut dan mengundurkan diri. Jadilah Gajah Mada sebagai mahapatih baru. Yang dengan usianya yang masih muda, membuat pamor Majapahit semakin mengkilat, hingga mencapai masa keemasan saat dipimpin Prabu Hayam Wuruk.
Membawa Berkah
Lalu di manakah letak tempat Gajah Mada melakukan olah batin? Untuk mencari tempat ini sebenarnya bukan hal sulit. Karena sesuai dengan namanya 'panjer' yang berarti pusat, maka tempat itu juga berada di pusat Kota Kebumen. Tepatnya di dalam komplek bangunan pabrik minyak Sarinabati yang didirikan Belanda pada 1851.
Pabrik yang menjadi salah satu produsen minyak goreng terbesar di jamannya itu, kini memang sudah tidak beroperasi lagi. Sehingga bangunan yang menjadi asset pemkab Kebumen itu sempat mangkrak dan rusak dimakan jaman.
Bahkan beberapa bagian dari komplek bangunan tersebut, sudah banyak yang runtuh. Karena itulah pihak pemkab kemudian membuka kesempatan kepada para investor untuk merenovasi kawasan itu, dengan tidak mengubah wujud asli dari bangunan
yang pernah ada.
Akhirnya dari serangkaian diskusi, bekas komplek pabrik minyak kuno itu akan diubah menjadi sebuah komplek wisata terpadu dengan nama Mexolie Land. Di dalamnya ada hotel, restaurant, tempat wisata, tempat olah raga dan yang lainnya, yang terintegrasi jadi satu.
Nah, meski proyek itu sudah jadi, petilasan di mana Gajah Mada pernah melakukan olah batin masih tetap dijaga. Sebuah bangunan kecil beratap genting menaungi tempat ini, lengkap dengan taburan bunga dan hiasan payung lusuh yang menancap di sana.
Aroma harum asap dupa bercampur wangi bunga, akan selalu tercium saat kita mendekatinya. Itu artinya bahwa tempat ini masih kerap dikunjungi oleh para pelaku ritual. Terlebih di tiap hari jadi Kota Kebumen, tempat ini juga selalu diziarahi oleh Bupati dan para pejabat pemerintahan terkait, sebagai salah satu situs bersejarah. Bahkan konon ada kepercayaan bahwa tempat ini kerap didatangi oleh mereka yang ingin berburu jabatan. Terutama di masa-masa jelang pemilu. //Rad