Rahasia di Balik Terciptanya Gamelan Bertuah
Kowi yang dibuat dari tanah kuburan, diyakini memiliki energy yang bisa memudahkan proses pembuatan gamelan bertuah.
MEMASUKI usia senja bukan berarti berhenti berkarya bagi Cipto Lesmono. Justru di usianya yang semakin senja itu keahliannya semakin dibutuhkan oleh banyak orang. Karena dengan pengalaman dan tangan dinginnya dalam menciptakan kowi, maka ratusan bahkan ribuan gamelan berkualitas bagus bisa dibuat oleh para pengrajin di wilayah Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Wilayah ini memang dikenal sebagai sentra industry gamelan di Jawa Tengah. Banyak warga di beberapa desa terutama Wirun yang menggantungkan hidup pada industri kerajinan gamelan. Dan untuk bisa membuat sebuah gamelan yang bagus, dibutuhkan kecermatan dalam menghitung takaran bahan-bahan logam yang digunakan.
Selanjutnya bahan yang telah dipersiapkan tersebut dimasukkan ke dalam kowi untuk dilebur. Kowi sendiri adalah semacam bejana yang terbuat dari tanah liat, yang digunakan sebagai wadah peleburan logam. Dan meski terlihat sederhana
dan sepele, tidak semua orang bisa membuat kowi dengan baik. Sebab kualitas kowi yang jelek, justru akan mengacaukan proses pembuatan gamelan itu sendiri.
Cipto menunjukkan proses pembuatan kowi |
“Kalau membuatnya asal-asalan, bisa jadi kowinya akan pecah saat dipakai melebur. Sehingga bahan logam yang
sudah mencair justru akan meluber tumpah ke mana-mana. Jadinya ya proses pembuatan gamelannya batal, karena harus mengulang dari awal,” jelas Cipto saat ditemui depthinfo.com di sebuah acara Festival Gamelan beberapa waktu lalu.
Tangan dingin Cipto dalam menciptakan kowi membuat pria 80 tahun ini terpilih untuk diundang dalam festival yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Sukoharjo tersebut. Sebab sejauh ini tak banyak orang yang tahu bahwa apa yang dibuat oleh Cipto adalah hal paling vital dalam proses pembuatan gamelan.
Masyarakat secara umum hanya tahu bahwa dalam proses pembuatan gamelan, logam tembaga dan timah dicampur untuk dilebur. Selanjutnya campuran keduanya ditempa hingga berbentuk seperti gamelan pada umumnya. Padahal di balik itu, ada satu benda yang selalu dilibatkan dan tidak bisa dihilangkan perannya, yaitu kowi.
Proses peleburan logam untuk gamelan |
Tanah Kuburan
Dan berbeda dengan pembuatan gamelan yang biasa dilakukan secara beramai-ramai untuk menempanya,
kowi hanya dibuat seorang diri oleh pembuatnya. Dibutuhkan keahlian khusus termasuk pemilihan dan pengolahan bahan untuk bisa menciptakan sebuah kowi yang berkualitas.
“Sebenarnya yang terpenting adalah jangan sampai kowi ini pecah saat dipakai melebur. Sebab pada saat itu suhu yang digunakan sangat tinggi. Nah kalau kowinya kurang bagus, pasti akan pecah,” jelas Cipto yang sudah membuat kowi lebih dari 50 tahun.
Untuk membuat sebuah kowi, dibutuhkan jenis tanah yang berkualitas bagus. Ini bertujuan agar adonan tanah liat tidak mudah retak. Terkait hal ini Cipto biasanya mencari tanah di dekat lokasi makam di desanya. Menurutnya tanah di sekitar
makam memiliki tingkat keliatan yang bagus (mungkin karena bercampur dengan cairan dari mayat). Sehingga tekstur tanahnya berbeda dengan tanah liat di tempat lain. Tak hanya itu, kowi dari bahan tanah kuburan ini juga diyakini memiliki tuah tersendiri yang berbeda dengan kowi dari bahan tanah liat biasa.
Hal lain yang membuat kowi menjadi begitu istimewa adalah proses pembuatannya yang memakan waktu cukup lama. Meski betuknya sangat sederhana, namun lama proses pembuatannya jauh melebihi pembuatan gerabah lain yang bentuknya lebih rumit. Cipto mengaku dalam sehari hanya mampu membuat paling banyak dua buah kowi. Sebab dia harus mengulang-ulang proses pembentukan benda ini, agar diperoleh tingkat kepadatan yang pas, sehingga tidak mudah pecah.
Ritual sebelum proses pembuatan gamelan |
Usai dicetak dan dikeringkan, kowi selanjutnya dirituali. Ritual itu sendiri sebenarnya adalah bagian dari ritual untuk memulai proses pembuatan gamelan. Yang mana bertujuan agar dalam proses pembuatannya terhindar dari berbagai masalah yang mengganggu, sehingga bisa tercipta gamelan yang berkualitas.
Bagi para pembuat gamelan yang umumnya masih memegang teguh tradisi leluhur, ritual berupa selamatan di awal proses pembuatan adalah hal yang tidak bisa ditinggalkan. Sebab ada keyakinan bahwa arwah para leluhur akan ikut membantu proses pembuatannya, sehingga bisa dihasilkan gamelan yang sesuai dengan harapan.
Proses pembuatan gamelan |
Bantuan dari para leluhur memang sangat dibutuhkan untuk menciptakan sebuah gamelan yang sempurna. Sebab selain sebatas alat music, gamelan juga diyakini sebagai sebuah pusaka yang di dalamnya bersemayam sosok gaib. Dan sosok mahluk gaib inilah yang membuat sebuah gamelan tertentu terdengar begitu mistis saat ditabuh.
Karena itulah tak jarang para pembuat gamela juga kerap menjalankan lelaku ritual tertentu, selain sekedar menggelar selamatan di awal proses pembuatan. Hal ini terutama bila dia menerima pesanan pembuatan gamelan yang sifatnya digunakan sebagai pusaka. Salah satu contohnya adalah gamelan yang digunakan di keraton.
“Kalau jaman dulu pare pembuat gamelan tak hanya melakukan selamatan. Dia juga melakukan tirakat yang lain seperti puasa atau bahkan nepi di tempat-tempat keramat. Tujuannya selain agar banyak mendapat pesanan, juga agar gamelan yang dibuat benar-benar berkualitas,” ungkap Cipto.
Nah, dalam ritual selamatan ini, selain berbagai jenis makanan termasuk ayam ingkung, beberapa benda juga disediakan sebagai pelengkap sesaji, termasuk kowi. Dan setelah dirituali, kowi akan segera dipakai untuk melebur logam.
Kowi yang bagus, selain tidak mudah pecah, juga membantu mempercepat proses peleburan. Ini terkait dnegan tingkat ketebalan dari kowi tersebut. Semakin tipis sebuah kowi, tentu proses peleburan yang dilakukan akan lebih cepat. Sehingga proses pembuatan gamelan bisa lebih cepat dilakukan. Namun tak hanya masalah ketebalan kowi yang kerap menghambat proses peleburan logam. Cipto menyebutkan bahwa terkadang ada faktor irrasional yang kerap mengganggu. Sehingga meski sudah dibakar dnegan suhu yang sesuai, logam pembuat gamelan juga tidak bisa melebur dengan sempurna. Karena itulah kowi kemudian perlu dirituali agar tidak memunculkan masalah saat proses pembuatan gamelan dimulai. //Rad