Mengejutkan. Ternyata Begini Sejarah Kelam Boyolali yang Tak Banyak Terungkap

Sarasehan Boyolali di masa revolusi
Sarasehan 'Boyolali di Masa Revolusi'
WARTAJOGLO, Boyolali - Sebagai sebuah kabupaten, Boyolali ternyata menyimpan sejarah yang tak bisa dipandang sebelah mata. Banyak kisah yang terkait dengan sejarah perjalanan wilayah ini. Dimulai dari sejarah perkebunan di Lereng Gunung Merbabu, Pesanggrahan Madusita, serta wilayah Pengging dengan sumber air terbaik.

Tak hanya itu. Di masa revolusi, Boyolali juga menyimpan sejarah tersendiri. Termasuk tentang kelompok yang menamakan diri Merapi-Merbabu Complex (MMC). Yang merupakan kelompok bentukan tokoh Suradi Bledheg, dan beranggotakan orang-orang yang kecewa karena tidak diterima menjadi anggota TKR/BKR.

Begitu menariknya rangkaian sejarah dari wilayah Boyolali ini, sehingga sebuah sarasehan bertema Boyolali di Masa Revolusi digelar pada Sabtu (30/1) siang, di Museum Hamong Wardoyo, Boyolali. Dalam acara itu dihadirkan sejarawan dari Universitas Negeri Yogyakarta, DR. Purwadi, sebagai pembicara. Dan dibuka oleh Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali, Budi Prasetyaningsih.

Peristiwa yang melibatkan Merapi-Merbabu Complex memang menjadi sejarah tak terlupa dalam perkembangan Kabupaten Boyolali. Sebab kelompok ini menjadi dalang kerusuhan di berbagai tempat. Mereka menggasak apa saja milik orang-orang yang dianggap antek Belanda.

Instabilitas politik yang masih menaungi bangsa Indonesia saat itu membuat segalanya semakin kacau. Ditambah lagi pada tanggal 3 Juli 1946 seluruh kepatihan termasuk Boyolali dibekukan oleh internal pemerintah dan parpol. Sehingga tidak ada kontrol yang kuat. Hal inilah yang mencatatkan sejarah kelam pemberontakan (dilakukan oleh MMC) pada pemerintahan yang saat itu berkuasa, urai Purwadi.

Dipandu budayawan R. Surojo dari Forum Budaya Mataram, diskusi mengalir dengan alur yang sangat menarik. Sehingga banyak pengetahuan dan informasi baru didapat dari serangkaian paparan pembicara.

Di akhir acara Purwadi  memberikan kesimpulan sekaligus pesan agar generasi muda Boyolali bangga dengan budaya yang dimiliki. Selain itu hendaknya warga Boyolali sudah selayaknya mencintai kesusastraan adiluhung yang berasal dari Boyolali, semisal karya-karya susastra milik Yasadipura. //Lis

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel