Tanamkan Nilai-Nilai Anti Korupsi Lewat Karya Seni
Melalui pertunjukkan seni teater yang digabungkan dengan tampilan beragam poster, para siswa Sekolah Dasar diajak untuk menyadari bahaya korupsi
WARTAJOGLO, Solo - Usai pelaksanaan Penilaian Akhir Semester, memang nyaris tidak ada lagi kegiatan formal di sekolah. Termasuk di SDN Mojosongo VI, Surakarta. Yang memilih untuk mengisi waktu jeda sebelum penerimaan raport, dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat hiburan.
Tapi berbeda dengan sekolah lain yang mengisinya dengan kegiatan outbound, sekolah ini justru menggelar pertunjukkan seni yang unik. Disebut unik karena melalui pertunjukkan seni ini, para siswa tidak hanya dihibur, tetapi juga diberi pemahaman tentang nilai-nilai anti korupsi.
Baca Juga:
Ya, bersamaan dengan peringatan Hari Anti Korupsi se Dunia (Hakordia), Komunikotavisual berkolaborasi dengan seniman Aceh Rasyidin Wig Maroe, mengadakan pertunjukkan seni di hadapan ratusan siswa SDN Mojosongo VI. Dengan konsep gabungan antara teater dan poster, pertunjukkan ini diharapkan meningkatkan kesadaran, untuk tindak bertindak korup.pada diri anak-anak.
"Dengan acara ini, kita berupaya mengedukasi tentang ajakan untuk menolak korupsi kepada siswa sekolah dasar, melalui konten desain poster dan seni teatrikal. Sehingga sejak usia dini mengetahui bahaya atau dampak akan tindakan korupsi yang akan merugikan masyarakat dan bangsa" ujar Basnendar Herryprilosadoso pimpinan Komunikotavisual yang menggagas acara ini, di sela-sela pertunjukkan pada Senin (9/12) siang.
Beragam poster ukuran besar yang berisi ajakan untuk menolak korupsi, seperti, "Korupsi Bukan Budaya Kita", "Kita Berteman, Kita Berkawan, Kita Bersama Lawan Korupsi" dan desain poster menarik lainnya ini akan beriringan dengan seni teatrikal yang mengangkat tema 'Perangkap Tikus Berdasi' yang diperagakan oleh Rasyidin Wig Maroe, seniman asal Aceh.
"Melalui kegiatan ini juga, kita mengajak para siswa untuk mengenal dan mengapresiasi sebuah karya seni dan desain, yang ditampilkan dalam peringatan hari anti rasuah ini," lanjut Basnendar yang juga dosen di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
Selama pertunjukkan, para siswa terlihat sangat antusias menikmati adegan teatrikal yang diperagakan Rasyidin Wig Maroe. Bahkan tak jarang mereka tertawa lepas saat Rasyidin beradegan kocak. Mereka juga tampak serius melihat poster-poster yang dipajang, sambil sesekali saling bertanya tentang makna kalimat yang tertulis di poster itu. //lam